بِسْمِ اللهِ
الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ، الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. وَالصَّلاَةُ
وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ
وَالْمُرْسَلِيْنَ.
وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ،
Segala puji bagi Allah yang telah berkenan
menganugrahi kita selaku hamba-hamba-Nya
dengan berbagai limpahan nikmat yang tidak akan pernah bisa kita hitung jumlah dan
ukurannya. maka dari itu, jangan sampai kita terlupa atau bahkan sengaja melupakan
untuk selalu bersyukur atas apa yang Allah beri, bersyukur atas semua pemberian
Allah itu hukumnya wajib.
Tak lupa, semoga sholawat dan salam selalu
tercurah dan tersampaikan pada Nabi akhir zaman, Nabi Muhammad SAW yang berkat perjuangan
beliau, keluarganya dan para sahabatnya kita bisa merasakan nikmat manisnya iman
dan islam, nikmat keagamaan yang tidak akan mampu untuk ditukar dengan nikmat lain.
Salah satu sendi keimanan seorang
Muslim adalah adanya rasa sabar di dalam dada. Kesabaran juga menunjukkan
kualitas atau tinggi rendahnya iman seseorang. Sebab, ujian yang berat dalam
kehidupan sering kali membuat seseorang merasa dirinya ada di titik nadir.
Menurut KH M Kamaluddin Al-Maulidy
Abdullah, ada dua kekuatan yang bersemayam di dalam psikis manusia, khususnya
mereka yang beriman. Pertama, semangat untuk maju (progresif) dan kekuatan
untuk bertahan (defensif). Pada hakikatnya, rasa sabar terletak pada semangat
progresif sekaligus defensif. Kesabaran dapat bermanfaat bagi diri dan
lingkungan, sehingga misalnya orang tidak gegabah dalam melampiaskan tekanan.
Kesabarn pun dapat menjadi strategi defensif, yakni menahan diri dari hal-hal
yang membahayakan.
Dengan sabar serta ketakwaan penuh
kepada Allah SWT, lanjut Kiai al-Maulidy Abdullah, seorang Muslim tidak dapat
digoyahkan tipu daya syaithan. Allah SWT berfirman dalam surah Ali Imran ayat
ke-200. Artinya, "Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya
mereka sedikit pun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah
SWT mengetahui apa yang mereka kerjakan."
Allah SWT telah menjadikan sabar
berdekatan dengan kemenangan. Maknanya, Sang Mahakuasa akan menguji
hamba-hamba-Nya supaya mereka membuktikan kualitas kesabaran yang dimiliki.
Misalnya saat dilanda bencana. Ketika
seorang hamba justru berpaling ke arah kekufuran, maka dia tidak mempunyai
kesabaran yang luas atau kadar keimanannya tipis. Bila tidak bertobat, dia bisa
saja mendapatkan nasib buruk di dunia dan akhirat. Sebaliknya, jika dia mampu
bersabar terhadap cobaan yang diberikan Allah, maka dia termasuk orang-orang
yang mendapatkan kemenangan di dunia dan akhirat.
Rasulullah SAW bersabda, ''Tiada
seorang Muslim pun yang tertimpa musibah, lalu dia berkata sesuai petunjuk yang
diperintahkan Allah, sesungguhnya kami milik Allah dan kepadanya kami kembali.
Ya Allah, berilah aku pahala dalam musibahku dan gantilah bagiku dengan yang
lebih baik daripadanya, melainkan Allah akan menggantinya dengan yang lebih
baik daripada musibahnya itu.'' (HR Muslim)
Janji Allah SWT kepada orang-orang
yang memiliki sifat sabar adalah keberuntungan dengan surga dan keselamatan
dari api neraka. Allah SWT berfirman, ''Sesungguhnya Aku memberi balasan kepada
mereka pada hari ini, karena kesabaran mereka. Sesungguhnya mereka itulah
orang-orang yang menang.'' (QS Al-Mu'minun [23]: 111).
Semoga di tengah bencana
yang bertubi-tubi menghampiri kita, kesabaran itu masih tetap menjadi milik
kita.Salah satu tanda kehidupan manusia adalah dengan adanya ujian yang
diberikan oleh Allah Subhana hua ta’ala untuk menguji seberapa besar keimanan
dan ketakwaan kita dalam menghadapi ujian tersebut. Selain itu, ujian-ujian yang kita hadapi juga akan
menambah kedewasaan cara pikir dan cara bersikap kita dalam kehidupan
sehari-hari sehingga dari tiap-tiap tingkatan ujian yang kita hadapi tersebut
akan membentuk diri kita menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.Semua
orang mengetahui hal tersebut dan semua orang juga menyadari bahwa ujian dan
masalah dalam hidup harus kita hadapi dengan bijak dan penuh dengan kesabaran,
supaya dapat merasakan dan memetik hikmah serta menjadi pribadi yang lebih
dewasa juga lebih beriman. Namun tidak semua orang mampu menerapkan kesabaran
dalam setiap ujian dan masalah yang dihadapainya.
Banyak orang yang justru
lepas kendali saat menghadapi ujian dan malah kehilangan kesabaran bahkan
mengambil solusi yang tidak diridhai oleh Allah. Karena sabar bukanlah perkara
yang mudah untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, terlebih dalam masalah
dan ujian yang harus kita hadapi. Karena sabar adalah mengenai bagaimana kita
menahan atau bertahan, yakni menahan diri dari rasa gelisah, cemas, amarah,
menahan lidah dari keluh kesah, dan menahan anggota tubuh dari kekacauan yang
mungkin terjadi dari berbagai sebab baik yang disebabkan oleh diri sendiri
maupun orang lain.
Kemudian jika kita tidak dapat
bersabar dalam menghadapi setiap masalah dalam kehidupan, maka hal buruknya
tidak akan menimpa diri kita tapi juga banyak orang d sekitar kita yang mungkin
tidak tahu-menahu tentang apa yang tengah kita hadapi. Seperti ketika kita
kehilangan sabar saat sedang berkendara dan menunggu lampu merah, kemudian kita
langsung menerobos lampu merah tersebut sedangkan dari arah lain ada kendaraan
yang akan melintas maka hal tersebut bisa jadi kecelakaan dan membahayakan
banyak nyawa di sekitar lampu merah tersebut. Hanya karena ketidak sabaran,
hanya karena ketidak mampuan kita dalam menahan diri dari rasa serba ingin
cepat.
Penceramah : Fitriyah
Mahasiswa PPL STAI AN-NADWAH Kuala Tungkal
Program : Kuliah Sore
On Air : Selasa, 10 Septermber 2019 Pukul : 17.30 WIB